Minggu, 29 September 2013

Cara Membuat Efek Foto Kuno

Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Kita buka gambar di Photoshop, saya disini memakai gambar Kota Tua.
2. Setelah itu buat layer baru, pastikan foreground dan background hitam putih.
3. Klik Filter > Render > Clouds dan akan tampak seperti gambar dibawah.

4. Langkah selanjutnya klik Filter > Noise > Add Noise.

Dan hasilnya :
5. Ganti mode layer menjadi Soft Light, dan Opacity menjadi 45%.

Dan akan terlihat seperti gambar dibawah :
6. Sekarang buat layer baru lagi diwarnai dengan Paint Bucket Tool dengan komposisi warna #e6e1cc

Lihat gambar dibawah :
7. Ganti mode layer menjadi Color.

Dan hasil sementara :

8. Setelah itu kita buat layer baru lagi seperti langkah ke 2 dan selanjutnya lakukan seperti langkah ke 3.
9. Selanjutnya klik Filter > Render > Fibers. Isikan angka seperti dibawah dan tekan OK.

Lihat gambar dibawah:

10. Berikutnya lakukan seperti langkah ke 5, dan akan menghasilkan hasil akhir seperti gambar dibawah.

Selesai sudah kreasi sederhana kita. Semoga Bermanfaat.

Sumber : http://pancaputra57.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-efek-foto-kuno.html

Cara Membuat Efek Api dengan Photoshop

Tutorial ini kan membahas tentang cara membuat teks dengan efek api dengan menggunakan adobe photoshop. Disini saya menggunakan adobe photoshop cs 8. Nah, bagi yang mau buat, Langsung saja..
Check It Out......
1.  Buat sebuah project baru dengan format seperti pada screenshot.
2.  Warnai background dengan warna hitam.
3.  Ketikkan teks sesuai keinginan. Sebagai contoh disini saya ketik AiRa LoKa.
4.  Duplikat layer teks (Ctrl + J), lalu buat layer baru. atur seperti pada screenshot.
5.  Warnai layer baru tersebut seperti langkah nomor 2 tadi. Klik layer teks copy, lalu tekan Ctrl + E.
6.  Klik menu Edit > Transform > Rotate 90' CCW.
7.  Klik menu Filter > Stylize > Wind. lakukan sebanyak dua kali.
8. Klik menu Edit > Transform > Rotate 90' CW.
9.  Buka Filter > Blur > Gaussian Blur. Atur seperti pada screenshot.
10.  Saatnya mewarnai. Tekan Ctrl + U. Pastikan pengaturan sama seperti screenshot.
11.  Tekan tombol Ctrl + J. Lakukan langkah nomor 10 dengan pengaturan seperti pada screenshot.
12.  Rubah Blending Mode menjadi Color Dodge. Lalu tekan Ctrl + E.
13.  Atur susunan layer menjadi seperti pada screenshot.
14.  Klik layer teks, seleksi teks anda lalu rubahlah warnanya menjadi hitam.
Hasilnya akan menjadi seperti ini
Selamat Mencoba!
 
Sumber : http://airaloka.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-efek-api-dengan-photoshop.html

Minggu, 22 September 2013

Final Piala AFF U-19

Timnas Indonesia berhasil menjadi juara piala AFF U-19 setelah mengalahkan Vietnam. Pada pertandingan yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo kemarin malam (22/09/2013).
Pertandingan berlangsung sangat ketat dengan tanpa adanya gol di waktu normal. Di babak perpanjangan waktu 2 x 25 menit pun Indonesia maupun Vietnam tak mmpu menghadirkan gol.
Alhasil pertandingan harus ditentukan dengan adu penalti. Dari 9 penendang Indonesia hanya Zulfiandi dan Evan Dimas yang tak mampu menuntaskan tugasnya, sementara Vietnam hanya mampu membobol gawang Indonesia dengan 6 gol.
Dengan hanya berselisih tipis akhirnya Indonesia dapat merebut gelar juara Piala AFF U-19. Bagi Indonesia ini adalah gelar pertama di turnamen AFF U-19. Gelar pertama masih dimiliki Australia dan Thailand dengan masing-masing tiga gelar.
Pada jalannya pertandingan, Indonesia sempat beberpa kali mengalami kerepotan, karena Vietnam banyak menciptakan peluang di gawang Ravi Murdianto. Beruntung Ravi Murdianto dapat melakukan penyelamatan-penyelamatan gemilang, sehingga Vietnam tidak dapat mencetak gol.
Skor 0-0 hingga waktu pertandingan berakhir dan harus ditentukan dengan adu penalti. Indonesia menjadi pemenang lewat penalti penentu dari Ilham Udin.

Minggu, 15 September 2013

Sejarah Temanggung

Sejarah Temanggung selalu dikaitkan dengan raja Mataram Kuno yang bernama Rakai Pikatan. Nama Pikatan sendiri dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung. Disini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batu-bebatuan kuno yang diyakini petilasan raja Rakai Pikatan. Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983.
Prasasti itu menggambarkan bahwa Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi dimana salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Disini didirikan Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih). Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah Sima. Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).
Pengganti raja Sanjaya adalah Rakai Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M dan bertahta selama kurang lebih 38 tahun. Dalam legenda Angling Dharma, keratin diperkirakan berada di daerah Kedu (Desa Bojonegoro). Di desa ini ditemukan peninggalan berupa reruntuhan. Di wilayah Kedu juga ditemukan desa Kademangan. Pengganti Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta pada tanggal 1 april 784 dan berakhir pada tanggal 28 Maret 803. Rakai Panunggalan bertahta di Panaraban yang sekarang merupakan wilayah Parakan .
Disini ditemukan juga kademangan dan abu jenasah di Pakurejo daerah Bulu. Selanjutnya Rakai Panunggalan digantikan oleh Rakai Warak yang diperkirakan tinggal di Tembarak. Disini ditemukan reruntuhan di sekitar Masjid Menggoro dan reruntuhan Candi dan juga terdapat Desa Kademangan. Pengganti Rakai warak adalah Rakai Garung yang bertahta pada tanggal 24 januari 828 sampai dengan 22 Pebruari 847. Raja ini ahli dalam bangunan candid an ilmu falak (perbintangan). Dia membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih digunakan.
Karena kepandaiannya sehingga Raja Sriwijaya ingin menggunakannya untuk membuat candi. Namun Rakai Garung tidak mau walau diancam. Kemudian Rakai Garung diganti Rakai Pikatan yang bermukim di Temanggung. Disini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III. Disamping itu banyak reruntuhan benda kuno seperti Lumpang Joni dan arca-arca yang tersebar di daerah Temanggung. Disini pun terdapat desa Demangan. Dari buku sejarah karangan I Wayan badrika disebutkan bahwa Rakai Pikatan selaku raja Mataram Kuno berkeinginan menguasai wilayah Jawa Tengah. Namun untuk merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa selaku penguasa kerajaan Syailendra tidak berani. Maka untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini Dyah Pramudha Wardani kakak raja Bala Putra Dewa dengan tujuan untuk memiliki pengaruh kuat di kerajaan Syailendra. Selain itu Rakai Pikatan juga menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit dan senapati serta menghimpun biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu yang diberi kepercayaan untuk mengumpulkan upeti adalah Demang Gong yang paling luas wilayahnya.
Rakai Pikatan menghimpun bala tentara dan berangkat ke kerajaan syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan. Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayah kademangan kemudian muncul nama Ndemanggung yang akhirnya berubah menjadi nama Temanggung.

Tempat Wisata Di Temanggung

Di bawah ini adalah catatan lengkap tentang Tempat Wisata Temanggung. Temanggung berbatasan dengan Kendal di Utara, Semarang di Timur, Magelang di Selatan, dan Wonosobo di Barat. Temanggung berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang dan Purwokerto.
1. Curug Lawe Temanggung
Tempat Wisata Temanggung di Desa Muncar, Kec Gemawang, 26 km dari Temanggung; terdapat buah cendul khas Gemawang; dicapai dengan berjalan kaki di jalan setapak.
2. Candi Pringapus Temanggung
Tempat Wisata Temanggung di Desa Pringsurat, Kec Ngadirejo, 22 Km dari Kota Temanggung, diperkirakan dibangun pada 850, dengan arca Hindu Siwa, dengan relief masih utuh.
3. Curug Trocoh Temanggung
Tempat Wisata Temanggung di Desa Tawangsari, Kec Wonoboyo, 28 km dari Kota Temanggung, pernah digunakan Pangeran Diponegoro mengumpulkan para panglima perangnya.
4. Makam Ki Jumprit Temanggung
Tempat Wisata Temanggung di Desa Tegalrejo, Kec Ngadirejo, tidak jauh dari Umbul Jumprit. Konon Ki Jumprit adalah leluhur masyarakat yang tersebar di lereng Gunung Sindoro – Sumbing.
5. Monumen Bambang Sugeng Temanggung
Tempat Wisata Temanggung di sebuah bukit kecil, di sebelah timur Terminal Bus Kota; Bambang pernah memimpin pasukannya pada Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948).
6. Monumen Meteorit Temanggung
Tempat Wisata di Temanggung di Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu, di kaki Gunung Sumbing, menjadi tengara peristiwa jatuhnya meteor di ladang penduduk pada 11 Mei 2001
7. Pikatan Waterpark Temanggung
Tempat Wisata di Temanggung yang berada 2 km dari terminal Kowangan Temanggung, dengan waterslide sepanjang 5 sampai 50 m, kolam renang, ember tumpah, sliding sepanjang 21 meter, jembatan goyang, dll
8. Puncak Wonotirto Temanggung
Tempat Wisata di Temanggung di Kecamatan Bulu, di lereng Gunung Sumbing, dengan pemandangan hutan pinus dan tanaman tembakau, di ketinggian 1.900-2.000 m dpl
9. Umbul Jumprit Temanggung

Minggu, 25 Agustus 2013

Penyebab Pemanasan Global

Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Variasi Matahari
Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design